Sabtu, 14 April 2012

Manusia dan Penderitaan

Masih ingat dengan demo menolak kenaikan harga BBM beberapa waktu yang lalu oleh mahasiswa dari seluruh Indonesia, buruh, dan elemen masyarakat lainnya yang kontra dengan kenaikna BBM. Aksi tersebut pastinya terjadi karena mereka mengganggap jika BBM naik akan menambah penderitaan masyarakat kelas bawah. Mungkin bagi kalangan masyarakat menengah atas, kenaikan sebesar Rp 1500,00 bukanlah menjadi masalah. Padahal sebenarnya dari kenaikan itu akan memberi ‘efek domino’ di semua sektor, misalnya saja akan berakibat pada kenaikan harga bahan bakar pokok.  Well, kita tidak membahas terlalu jauh tentang itu tetapi di sini kita akan membahas tentang definisi dan hal yang berkaitan dengan penderitaan.


Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta ‘dhra’ yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin.
Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.

Hal yang berkaitan dengan penderitaan adalah siksaan. Siksaan atau penyiksaan digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman, sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan.


Selanjutnya, hal lain yang berkaitan dengan penderitaan adalah kekalutan mental. Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative. Bentuk kekalutan mental (frustasi) dapat berupa berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali (agresi), kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan (regresi), peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (fiksasi), melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain (proyeksi), menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya (identifikasi), kecintaan pada diri sendiri yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain, menutup diri secara total dari dunia riil, dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain (autisme).

Source:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar